Dalil Tentang Riya (Pamer) Dalam Beramal
Pamer Dalam Beramal
Dalil Al Qur'an
1. QS Al Baqarah ayat 264
[264] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir[168].
2. QS An Nisa' ayat 142 - 143
[142] Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka(364). Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya(365) (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali(366).
(364). Maksudnya: Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani para mukmin. Dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
(365). Riya ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat.
(366). Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, yaitu bila mereka berada di hadapan orang.
[143] Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.
3. QS Al Maun ayat 4 - 7
[4] Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
[5] (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
[6] orang-orang yang berbuat riya
[7] dan enggan (menolong dengan) barang berguna
Asbabun nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini (S.107:4-7) turun berkenaan dengan kaum Munafiqin yang mempertontonkan shalat kepada kaum Mukminin (ria) dan meninggalkannya apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberikan bantuan ataupun pinjaman. Ayat ini (S.107:4-7) turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang berbuat seperti itu.
(Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dari Tharif bin Abi Thalhal yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
4. QS An Nisa' ayat 38
[38] Dan (juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya kepada manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan itu adalah teman yang seburuk-buruknya.
Baca juga: Hadits Tentang Ikhlas Beramal
Dalil Al Hadits
Sahabat Ibnu Abbas ra berkata, bahwa ada seorang lelaki menghadap Rasulullah saw seraya berkata: "Ya Rasulallah, aku berhenti di suatu tempat dengan maksud mencari keridhaan Allah, Ian agar diperlihaikan kepadaku tempat tinggalku." Rasulullah tidak menjawab ucapan lelaki tersebut, hingga kemudian turun ayat: "Barangsiapa berharap untuk bertemu dengan keridhaan Tuhannya, maka hendaklah selalu beramal saleh dan nada menyekutukan dengan sesuatu dalam beribadah kepada Tuhannya." (HR. Hakim, dan termasuk hadis shahih yang juga diri-wayatkan deh Imam Bukhari dan Muslim).
Sahabat Jundub bin Abdillah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Barangsiapa memperlihatkan amal ke-baikannya, maka Allah akan menggugatnya kelak di hari kiamat Dan barangsiapa memperlihatkan amal kebagusannya kepada umat manusia dengan maksud agar disanjung serta dipuji, maka Allah akan memperlihatkan semua kejelekannya kepada seluruh umat manusia." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sahabat Abi Sa'id bin Abi Fadhalah telah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Ketika Allah mengumpul-kan umat yang terdahulu dan umat yang terakhir pada hari kiamat, yakni suatu hari yang tiada diragukan lagi kedatangannya, maka terdengar suara yang mengumandang: Barangsiapa beramal disertai penyekutuan terhadap Allah, maka hendaklah dia meminta pahala amalnya kepada sesuatu yang telah disekutukan-nya. Sebab sesungguhnya Allah adalah terlepas dari segala per-sekutuan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sahabat Abi Hurairah ra telah berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Allah swt telah berfirman: Aku adalah terhindar dari persekutuan. Barangsiapa mengerjakan suatu amal untuk mencari keridhaan-Ku, sedangkan dalam melaksanakan amal itu disertai penyekutuan kepada selain Aku, maka sesungguhnya Aku tidak bertanggung jawab atas amal tersebut Sedangkan amal perbuatan itu adalah milik barang yang disekutukan kepada-Ku." (HR. Ibnu Majah, dan perawinya dapat dipercaya).
Sahabat Abi Hurairah ra telah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: "Manusia yang pertama kali dihisab amalnya kelak pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang seakanr akan mati syahid. Allah kemudian memperlihatkan ber-bagai macam kenikmatan kepadanya, seraya berfirman: "Apakah amal yang engkau lakukan sehingga mendapatkan kenikmatan yang besar itu?" Lelaki itu menjawab: "Aku berperang karena mencari keridhaan-Mu, hingga kemudian aku gugur sebagai syu-hada." Kemudian Allah berfirman: "Engkau. bohong. Engkau berperang hanya agar dikatakan sebagai seorang pemberani. Dan harapanmu itu pun sudah terlaksana." Lalu lelaki itu ditarik mu-kanya, dan dilemparkan ke dalam siksa neraka. Selanjutnya yang termasuk golongan pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah orang yang belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan, serta yang ahli membaca_Al-Qur'an. Dan Allah memperlihatkan kenikmatan yang luar biasa kepadanya, seraya berfirman: "Apakah yang engkau perbuat hingga meihperoleh kenikmatan sebesar itu?" Lelaki itu menjawab: "Aku belajar, mengajar serta membaca Al-Qur'an karena mencari keridhaan-Mu." Lalu Allah berfirman: "Engkau bohong. Engkau belajar dan mengajar agar dikatakan sebagai orang yang alim, dan engkau membaca Al-Qur'an hanyalah agar dikatakan sebagai orang yang jago baca. Maka segala apa yang engkau harapkan sudah terlaksana." Kemudian lelaki itu ditarik mukanya, dan dilemparkan ke dalam siksa neraka. Selanjutnya yang termasuk golongan pertama kali dihisab kelak pada hari kiamat adalah orang yang diberi kekayaan melimpah oleh Allah swt. Kemudian Allah memperlihatkan segala ragam kenikmatan kepadanya, seraya berfirman: "Apakah yang engkau perbuat sehingga mendapatkan kenikmatan sebesar itu?" Orang itu menjawab: "Aku tidak pernah meninggalkan sedi-kit pun perkara-perkara yang Engkau ridhai dalam menasarufkan harta yang telah Engkau limpahkan kepadaku." Kemudian Allah berfirman: "Engkau bohong. Engkau mendermakan hartamu hanya karena agar dikatakan sebagai orang yang dermawan. Maka segala apa yang engkau harapkan kini sudah terlaksana." Lalu orang tersebut ditarik mukanya, dan dilemparkan ke dalam siksa neraka." (HR. Muslim dan Nasa'i).